REFORMASI sangat diperlukan dalam pembinaan atlet untuk mendongkrak prestasi olah raga Indonesia di kancah internasional. Prestasi olah raga Indonesia kini terus mengalami kemerosotan. Buktinya jelas terlihat dari hasil Asian Games yang baru saja berakhir di Guangzou, China.
Peringkat Indonesia memang secara kasat mata mengalami peningkatan yaitu menempati urutan 15 pada penutupan perolehan medali Asian Games 2010 itu. Pada Asian Games sebelumnya di Doha, Qatar, Indonesia menempati peringkat 22.
Namun, meski terjadi peningkatan prestasi dan medali yang disumbangkan yakni empat medali emas melalui cabang perahu naga dan bulu tangkis, ternyata hal itu bukan suatu kemajuan signifikan bila dibandingkan dengan Asian Games periode sebelumnya. Pada Asian Games 2002 saja Indonesia sudah memperoleh 4 medali emas dan di Asian Games Thailand, Indonesia bahkan mengantongi 6 medali emas. Oleh karena itu, sudah sepatutnya pada Asian Games yang baru saja berlangsung di Guangzou kemarin, Indonesia seharusnya bisa memperoleh hasil yang lebih baik.
Masalah utama
Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan prestasi Indonesia di kancah internasional sedemikian merosotnya. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, salah satu sebab utamanya adalah pencarian bibit unggul dan pembinaan yang masih sangat kurang, manajemen olah raga yang masih amburadul dan orientasi sesaat atau jangka pendek bukan jangka panjang. Selain itu, ketiadaan fasilitas yang memadai juga menjadi kendala kurang maksimalnya prestasi olah raga kita.
Pengadaan fasilitas sport center di Indonesia juga masih sangat minim dan terbatas, bandingkan dengan Malaysia yang setidaknya telah memiliki 7 fasilitas sport center standar internasional. Pemerintah memang terkesan sangat lamban dalam mengatasi hal ini, padahal sebenarnya Indonesia sangat mampu untuk menyediakan itu semua bahkan bisa lebih. Selain itu dari KONI juga kurang serius dalam menjalankan target-tergetnya sendiri.
Sebagai contoh, Indonesia mengusulkan agar pencak silat masuk dalam olah raga yang dipertandingkan di SEA Games, namun sekarang setelah disetujui, tidak ada langkah konkrit untuk melakukan perekrutan dan pembinaan atlet serta penyediaan fasilitas pelatihannya. Hal ini sangat disayangkan, karena malah Negara lain yang sekarang menguasai cabang olah raga tersebut. semua ini terjadi karena mereka sangat agresif dalam melakukan pembinaan bibit-bibit unggul dan penyediaan fasilitas yang berkualitas.
Fokus Solusi
Namun yang menjadi fokus sekarang, tidak penting kita terus mengkritisi tanpa memberikan solusi yang pasti. Negara Indonesia dipandang dari segala sisi memiliki banyak sekali potensi, lebih-lebih bidang olah raga.
Negara kita kaya akan bibit-bibit berbakat calon atlet masa depan. Yang perlu ditekankan hanya setelah melakukan pemantauan dan perekrutan, pemerintah dan stakeholder harus serius dan agresif dalam melaksanaan pembinaan, memperbaiki kurikulum dan infrastruktur. Dalam hal ini kita sangat patut untuk mencontoh apa yang dilakukan China. Negara ini menunjukan kedigdayaannya dalam bidang olah raga dalam perhelatan akbar Asian Games kemarin.
Bayangkan saja, prestasinya tidak sebatas menjadi juara umum atau menguasai klasemen, namun jumlah medali yang direbutnya jauh dari kata wajar. China mengumpulkan 179 emas, 119 perak dan 78 perunggu sangat jauh mengungguli jepang dan korea yang diprediksi menjadi pesaing berat tuan rumah, China.
Padahal hampir diseluruh cabang yang dipertandingkan, hampir seluruh atlet China adalah atlet muda dan wajah baru. Perolehan medali ini juga termasuk rekor dalam sejarah Asian Games terlebih bagi Negara berkembang seperti China.
Suatu hal yang membuat penasaran dan menjadi perhatian kita semua bahkan Negara kawasan Asia khususnya, bagaimana China dapat melakukannya? Apakah yang mereka perbuat sehingga hanya dalam waktu sedemikian singkat namun mampu membentuk atlet-atlet dengan prestasi mengagumkan?
China adalah Negara yang sangat serius dalam pembinaan-pembinaan atlet. Selain manajemen yang sangat orientatif dan penyediaan fasilitas yang sangat lengkap. Sistem pembinaan yang diterapkan China juga sangat integratif. China melakukan pembinaan atlet benar-benar dari akar rumput maksudnya yaitu sejak kecil bahkan dari dalam kandungan atau seleksi genetik bila diketahui calon bayi tersebut adalah hasil dari pasangan atlet atau orang yang berpotensi menjadi atlet.
Pemerintah China akan memberikan fasilitas hidup seperti jaminan kesehatan, keamanan dan sebagainya bagi bayi calon atlet tersebut dan keluarganya. Setelah bayi itu lahir dan tumbuh berkembang, pemerintah akan memberikan beasiswa pendidikan dan pembinaan sampai dia benar-benar lulus dengan gelar pendidikan minimal sarjana dan menjadi atlet nasional maupun internasional yang berprestasi.
Inilah maksud pembinaan dari akar rumput yang diterapkan China. Jadi, China tidak hanya mengembangkan pembinaan sejak dini yang notabene dirasa kurang optimal karena terlalu mengandalkan bakat-bakat alam. Metode ini masih menjadi rahasia dan masih banyak Negara yang belum mengetahui terlebih menerapkan.
Belajar dari China
Lalu, bagaimana dengan Negara kita tercinta. Dalam segala aspek, Indonesia juga memiliki segala hal yang dimiliki China. Terutama dalam hal jumlah sumber daya manusianya. Yang membedakan hanyalah
Indonesia belum mau menerapkan metode sebagaimana yang diterapkan oleh China tersebut. Perekrutan dan pembinaan atlet di Indonesia masih memakai metode “Indonesia Mencari Bakat” yang mengandalkan bakat-bakat alam dan instan. Itupun belum optimal.
Yang perlu kita bangun bersama mulai sekarang adalah pemerintah harus melakukan reformasi manajemen olahraga besar-besaran dan mencoba menerapkan metode akar rumput China yang sudah terbukti kebrhasilannya. Jika tidak dan masih menerapkan pembinaan “Indonesia Mencari Bakat’ tersebut, maka bukan hal yang mustahil jika prestasi Indonesia terutama olah raga akan ‘tenggelam’ bahkan hilang dari persaingan internasional.
Solusinya, Pemerintah melalui Kemenegpora (Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga) harus bekerja sama dengan swasta dan seluruh kalangan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita bersama ini. Sehingga di tahun-tahun mendatang, bukan hanya China yang menyentak dunia, namun Indonesia juga akan membuat seluruh penjuru bumi berdecak kagum karena menjadi Negara besar dan kaya dengan prestasi yang mengagumkan.
Oleh: Ahmadun Al Rusdi
Diterbitkan oleh: Okezone.com
Open Link: http://kampus.okezone.com/read/2010/12/27/95/407546/regenerasi-atlet-ala-china-dari-akar-rumput