2014/05/07

Sepak Bola Indonesia, Bangkitkah?


                                                Oleh: Ahmadun Al Rusdi




Sudah saatnya persepak-bolaan Indonesia bangkit. Sudah saatnya kita menyingkirkan sejenak impian indah masa lalu dan berjuang untuk kembali mewujudkan mimpi-mimpi tersebut untuk kejayaan masa yang akan datang. Terpilihnya Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) 2011/2015, melalui Kongres Luar Biasa (KLB) waktu itu, di Solo, Jawa Tengah, sedikit memberikan angin perbubahan di benak masyarakat Indonesia. Walaupun belum seutuhnya dapat disimpulkan, namun reorganisasi suatu lembaga tentu akan memberikan perubahan-perubahan baik itu siginfikan ataupun tidak. Salah satu yang menjadi Indikasi yakni meningkatnya prestasi timnas kita, paling menonjol adalah timnas Indonesia U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri.
            Namun, yang patut kita ketahui bahwa untuk menuju kemajuan sepak bola Indonesia sendiri, perjalanan masih sangat panjang dan memerlukan semangat perubahan serta perubahan. Itu semua bisa dimulai dari sekarang. Kerja keras dari berbagai pihak (tidak hanya PSSI, red) termasuk dukungan dari pemerintah sangat diperlukan dalam proses kemajuan ini. PSSI sebagai penguasa tertinggi persepak-bolaan negeri ini, memiliki pekerjaan rumah yang cukup banyak demi kebangkitan sepak bola Indonesia. Pekerjaan rumah tersebut diantaranya:
Pertama, PSSI harus fokus pada pembinaan pemain muda. Pencarian bibit unggul daerah dapat dilakukan dengan cara pengadaan kompetisi di tiap daerah. Kemudian tim pemandu bakat mulai bekerja memantau sampai ditemukan bibit muda berbakat dan berkemauan tinggi mengembangkan kemampuan sepak bolanya. Kemudian, konsentrasi PSSI harus difokuskan ke pembinaan dan latihan terpadu terhadap bakat-bakat muda tersebut. Kedua, PSSI harus melengkapi segala fasilitas olah raga dan mencari tim pelatih yang handal. Kemampuan pemain tidak dapat terasah dengan baik apabila tidak didukung dengan fasilitas dan program pembinaan yang berkualitas. Dengan usaha yang keras dan intensif, nantinya akan tumbuh pemain-pemain dengan potansi dan kualitas kelas dunia. Ketiga, PSSI harus membekali para pemain muda ini dengan pengalaman. Tidak dapat dipungkiri pengalaman merupakan salah satu faktor penting dalam menguji kualitas para pemain bola terutama mental bertanding. Pengalaman bisa diperoleh dengan menyusun kompetisi yang berkualitas, mengirim pemain-pemain paling berbakat ke tempat-tempat pembinaan kelas dunia di negara yang sepak bolanya maju seperti Spanyol, Belanda, Jerman, Brasil dan lainnya. Dengan penempaan pengalaman dan mental yang kuat nantinya para pemain muda ini akan tumbuh menjadi pemain bermental juara. Dan PR PSSI yang terakhir, benahi kompetisi dalam negeri. Sepak bola negeri ini makin hari makin tercoreng dengan carut marutnya kompetisi sepak bola dalam negeri. Kompetisi yang tidak sehat akan selalu berakhir dengan kerusuhan dan bentrokan yang ujung-ujungnya selalu merugikan berbagai pihak. Dengan kompetisi yang berkualitas, pemain muda ini siap untuk menjadi pemain professional. Sehingga nantinya dapat memperoleh penghasilan yang dapat memajukan kualitas kehidupannya.
Memang sangat tidak mudah untuk melakukan itu semua demi membangkitkan persepak-bolaan di Indonesia. Namun, semua mimpi dan cita-cita juga akan mustahil terwujud tanpa melakukan tindakan-tindakan yang pasti dan kerja keras. Usah yang terus menerus dan dukungan berbagai pihak nantinya akan melambungkan kembali sepak-bola Indonesia di dunia internasional. Bravo, sepak bola Indonesia!